Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Mega Capres, Sultan Cawapres Sat Jan 24, 2009 5:08 pm | |
| Mega Capres, Sultan CawapresJelang Rakernas PDI-P
Suara Pembaruan, 24 Jan 2009 [JAKARTA] Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mendukung Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai calon wakil presiden (cawapres). Pernyataan dukungan itu akan disampaikan dalam rapat kerja nasional (rakernas) yang digelar di Solo, Jawa Tengah, 27-29 Januari 2009.
DPD yang mengusung Sultan, antara lain Jawa Tengah, Yogyakarta, Papua, Jambi, Bengkulu, dan Bali. Dukungan juga datang, antara lain dari DPC Bantul dan Kota Malang. Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun SP, Jumat (23/1) dan Sabtu (24/1), dari beberapa pengurus DPD dan DPC.
Ketua DPD PDI-P Papua, Komarudin Watubun menyatakan tokoh yang paling pantas mendampingi Megawati Soekarnopuri adalah Sri Sultan.
Menurutnya, banyak tokoh yang berganti "baju", tetapi isinya tetap itu-itu juga. Sedangkan Sultan adalah tokoh reformasi yang tidak pernah berubah. "Saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menyelamatkan bangsa dari keterpurukan dan pengingkaran cita-cita para pendahulu bangsa," ujarnya.
Sekretaris DPC PDI-P Bantul Aryunadi optimistis Sri Sultan akan menjadi pendamping Megawati dalam Pilpres 2009. "Sudah ada rencana mengerucut untuk memasangkan Sri Sultan sebagai pendamping Megawati. Rencana itu sudah muncul sejak rakernas di Makassar dan Bali," ujarnya.
Senada dengannya, Ketua DPD PDI-P Yogyakarta, Ahmad Djuwarto menyatakan nama Sri Sultan sudah mulai dibicarakan sejak 2006, baik di tingkat DPD maupun DPP.
"Tidak mudah mendudukkan Mega dan Sultan, karena selain Sultan, banyak tokoh-tokoh nasional yang juga akrab dengan Bu Mega. Namun perkara nama Sri Sultan yang kemudian menjadi kuda hitamnya, ini akan terbentuk secara otomatis jika PDI-P mampu menunjukkan perolehan suara yang signifikan," tegasnya.
Ketua DPD PDI-P Bali, Anak Agung Oka Ratmadi menyatakan figur yang paling pas dan mudah disosialisasikan di Bali adalah Sri Sultan. "Sri Sultan cukup dikenal masyarakat Bali, sehingga lebih mudah menjualnya ketimbang cawapres lainnya," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Wakil Ketua DPD PDI-P Bengkulu, Sidonaris. "Kita sangat mendukung jika Megawati sebagai capres dan Sri Sultan sebagai cawapres. Kita yakin pasangan ini kuat karena sama-sama memiliki pendukung," ujarnya.
Harga Mati
Terkait kemungkinan membalik posisi Megawati sebagai cawapres dan Sri Sultan menjadi capres, para pengurus DPD menegaskan pengajuan Mega sebagai capres merupakan harga mati.
Ketua DPD PDI-P Sumatera Utara, Panda Nababan menyatakan pencalonan Megawati sebagai capres merupakan harga mati. Alasannya, PDI-P sudah resmi mengusung ketua umumnya sebagai capres melalui Kongres di Bali pada 2006.
"Kalau ada nama lain (sebagai capres, Red), itu berarti dia tidak tahu PDI-Perjuangan. Itu sudah resmi keputusan kongres lalu," katanya.
Wakil Sekretaris DPD PDI-P Jambi Sofyan Pangaribuan menegaskan, pihaknya hanya mendukung satu nama, yakni Megawati sebagai capres. Tidak ada wacana di kalangan pengurus DPD PDI-P Provinsi Jambi mengajukan capres selain Megawati. "Pencalonan Megawati Soekarnoputri sebagai capres sudah harga mati dan tak bisa ditawar-tawar lagi," tegasnya.
Senada dengannya, Ketua DPD PDI-P Jawa Barat, Rudi Harsa Tanaya menyatakan keputusan untuk mendukung Megawati Soekarnoputri sebagai capres, tidak akan berubah. "Soal Ibu Mega itu sudah selesai diputus dalam rapat koordinasi nasional yang lalu," katanya.
Sedangkan untuk cawapres, pihaknya bakal mendukung calon yang dapat memberi kontribusi suara dan juga memiliki pengaruh secara umum. "Orang itu juga harus bersih dari kasus korupsi dan pelanggaran HAM, karena itu yang akan dinilai masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto menyatakan belum tertarik menjadi cawapres mendampingi Megawati. "Sejak awal mendirikan partai, niat saya menjadi calon presiden. Ini juga merupakan amanat kader Hanura," kata Wiranto di Surabaya.
Hanura, lanjutnya, belum berpikir menjalin koalisi dengan partai politik lain, karena saat ini sedang berkonsentrasi untuk meraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif.
Menjelang rakernas PDI-P, Wiranto merupakan salah satu dari enam nama yang dinominasikan menjadi cawapres. Lima nama lainnya adalah Sri Sultan, Hidayat Nur Wahid, Prabowo, Sutiyoso, dan Akbar Tandjung. Tak hanya Wiranto, Sri Sultan dan Sutiyoso pun menyatakan mereka mendeklarasikan diri sebagai capres, bukan cawapres. [154/152/070/137143/ -151/141/080/142/153/148/AHS/GAB/147]
| |
|