Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Sintong dan Rivalitas Capres Militer Sat Mar 14, 2009 1:57 pm | |
| Sintong dan Rivalitas Capres MiliterSintong Panjaitan 14/03/2009 INILAH.COM, Jakarta - Memoar mantan Komandan Kopassus, Letjen Purn Sintong Panjaitan terus hangat dibicarakan. Apalagi, buku setebal 520 halaman itu memuat penggalan rekam jejak dua capres berlatar militer, Wiranto dan Prabowo Subianto. Sintong terseret pusaran persaingan antar capres militer.
Buku berjudul 'Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' ini memang cukup mengagetkan. Sebab, buku ini dilansir Sintong di tengah hiruk pikuk politik menyambut Pemilu dan Pilpres 2009. Terlebih, saat ini pamor dan elektabilitas Prabowo boleh terbilang terus meroket.
Dalam buku ini, nama Wiranto dan Prabowo adalah yang cukup mendapat sorotan. Keduanya, di mata Sintong, memiliki 'kesalahan' yang cukup fatal. Prabowo tersandung insiden counter coup pada tahun 1983 (halaman 450-463). Sementara Wiranto dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan Mei 1998 (halaman 36).
Baik Prabowo maupun Wiranto sejauh ini mengaku belum membaca tuntas memoar seniornya di TNI Angkatan Darat itu. Tetapi, keduanya mengaku tidak menyoal terbitnya buku tersebut.
"Tapi dia (Sintong) tidak berhak mencemarkan nama baik orang lain. Saya kira rakyat itu sudah pandai, dan saya menganggap falsafah becik ketitik olo ketoro. Itu yang diajarkan nenek moyang, itu falsafah jawa Kuno, artinya yang baik pasti ketahuan," kata Prabowo.
Hal yang sama juga dilontarkan Mantan Menhankam/Pangab Jenderal Purn Wiranto. "Setiap orang kan boleh saja membuat buku dan memoar. Misalkan Pak Prabowo, Pak SBY, Pak Sintong, dan termasuk saya," ujarnya.
Menurut Wiranto, memoar itu ditulis berdasarkan pengalaman Sintong Sendiri. Sehingga walaupun angle penulisannya sama, belum tentu apa yang diungkap juga serupa. "Seperti melihat gunung saja. Gunungnya satu, tapi bila dilihat dari sisi berbeda, hasilnya kan jadi berbeda, asalkan melihatnya berdasarkan yang sesungguhnya. Jadi, biarkan saja dan saling mengomentari. Walaupun saya belum baca, saya akan tetap menghormati Pak Sintong," ucap Wiranto.
Meski demikian Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD) menyambut baik terbitnya memoir Sintong. Bagi organisasi eks tentara ini, apa yang diungkap Sintong merupakan bagian dari membersihkan kesalahan TNI di masa silam.
"Kita dulu seperti berjalan di atas lumpur. Kita berusaha untuk mencuci agar lumpur itu tidak terkena orang lain. Itulah sikap kita. Silahkan Sintong-sintong yang lain menulis apapun. Karena itu hanya kita anggap sebagai pengayaan pembendaharaan kita untuk melangkah ke depan," jelas Ketua Umum PPAD Letjen Purn Soeryadi.
Namun PPAD menolak menanggapi adanya dugaan motif politik di balik penerbitan buku tersebut. Mantan wakil KSAD Letjen Purn Kiki Syahnakri mengungkapkan, pastinya sosok Sintong merupakan contoh tentara profesional yang kenyang pengalaman di medan tempur. "Konflik jangan dipertajam, kita melihat kepentingan yang mendesak saja yaitu pemilu yang ada di depan mata. Kita konsen saja pada pemilu tersebut agar bisa menghasilkan pemerintahan yang berkualitas. Jangan diganggu isu yang tidak penting," tegas Kiki.
Apapun itu, di mata pengamat militer LIPI Prof Hermawan Sulistyo, buku tersebut jelas menguntungkan capres militer yang lain yakni Susilo Bambang Yudhoyono. Sebab, buku ini jelas akan memberi implikasi terhadap kondisi politik terkini karena telah memuat fakta yang dulu terjadi.
"Kalau ada satu tindakan politik seperti ini, pertanyaannya siapa yang diuntungkan bukan yang dirugikan. Yang diuntungkan adalah capres lain yang bukan 2 ini (Prabowo-Wiranto). Jadi dari capres yang ada yang paling diuntungkan siapa? SBY," jelas pria yang disapa Kiki ini.
"Persoalannya, teman-temannya Pak Sintong mengaku atau tidak. Jelas ini ada arah politiknya, karena disengaja prosesnya seperti ini," cetusnya.
Dirinya berpendapat Prabowo dan Wiranto adalah capres yang terkena dampak negatif atas terbitnya memoar ini. Meski, lanjut dia, seberapa besar dampaknya tergantung dari dua kubu capres itu membendung menggelindingnya isu negatif tersebut. "Prabowo jago dalam mencari keuntungan politis. Apalagi dia mengatakan akan menerbitkan buku terkait buku Sintong. Itukan bagus. Ini soal adu wacana. Orang yang tidak terlatih atau pandai mencuri momentum seperti itu adalah Wiranto. Dia begitu defensif. Tidak melakukan counter strike," tandasnya.
"Dia (SBY) diuntungkan. Problemnya pendukungnya berkonsultasi atau tidak. Dampaknya baik atau buruk. Namanya skenario tidak bisa dibaca, yang pasti faktanya seperti itu," urai Kiki.
Akankah buku Sintong ini akan bergulir menjadi bahan kampanye negatif bagi Prabowo dan Wiranto? Kita lihat saja nanti. | |
|