Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Krisis Mulai Terasa di Indonesia Fri Oct 24, 2008 2:46 pm | |
| Krisis Mulai Terasa di Indonesia SUARA PEMBARUAN DAILY [JAKARTA] Dampak krisis finansial global mulai merembes ke sektor riil di Tanah Air. Sejumlah sektor industri, di antaranya menjadi tumpuan ekspor, mulai merasakan kemerosotan kinerja akibat terpuruknya permintaan, dan bersiap-siap menyambut datangnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Industri baja nasional, misalnya, kian terpuruk. Harga baja di pasar internasional dalam tiga bulan belakangan ini merosot hingga 36,5 persen, dari sebelumnya US$ 1.150 menjadi US$ 730 per ton.
Belum lagi, persoalan lain yang harus dihadapi industri baja dalam negeri, seperti melemahnya daya beli masyarakat, pengetatan likuiditas perbankan, tingginya suku bunga kredit, serta ancaman penundaan sejumlah proyek infrastruktur yang belum juga terpecahkan.
"Jika hingga akhir tahun 2008, kondisi ini belum juga membaik, kami khawatir, utilisasi akan terus merosot menjadi 20-25 persen. Sebab, tiga bulan belakangan, kapasitas produksi sejumlah industri baja hilir menurun drastis," ujar Wakil Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Irvan Kamal Hakim, di Jakarta, Kamis (23/10).
Kondisi itu, lanjutnya, memaksa pelaku usaha untuk melakukan PHK. "Ada informasi 12 pabrik paku telah tutup, dua pabrik seng berhenti berproduksi. Risiko PHK menjadi semakin besar," tutur Irvan.
Kondisi yang sama dihadapi industri tekstil. Ketua Asosiasi Pertekstilan (API) Daerah Jabar, Ade Sudrajat mengungkapkan, di wilayahnya sekitar 70.000 tenaga kerja terancam mengalami PHK mulai awal tahun 2009. Jabar, yang merupakan sentra industri tekstil di Tanah Air, memiliki lebih dari 700 pabrik tekstil yang menyerap sekitar 700.000 tenaga kerja.
Dampak krisis ekonomi di AS sangat terasa, mengingat AS merupakan ekspor terbesar industri tekstil dan produk tekstil dari Jabar. Tahun 2007, total nilai ekspor tekstil Jabar mencapai US$ 4,72 miliar.
Demikian halnya di Kabupaten Semarang, sedikitnya, 2.000 karyawan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) terpaksa di-PHK. "Kondisi itu akibat perusahaan mengalami sepi order, menyusul krisis keuangan yang melanda dunia," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Djoko Wahyudi.
Dampak krisis finansial yang terasa di industri mebel. Sebanyak 80 persen ekspor mebel dari lima perusahaan anggota Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) ke pasar AS terpaksa dibatalkan. Total kerugian yang diderita diperkirakan sekitar US$ 6,25 juta-US$ 7,5 juta. "Pemesanan ditunda hingga Januari-Maret 2009," ujar Ketua Umum Asmindo, Ambar Tjahyono, beberapa waktu lalu.
Penundaan tersebut, berarti pembatalan untuk transaksi yang seharusnya dilakukan pada 2008. Artinya, total nilai ekspor Asmindo ke AS yang berkisar US$ 900 juta per tahun bakal menurun tahun ini. [CNV/M-6/153/142]
| |
|