Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Rupiah Jatuh ke 10.749/US$ Mon Oct 27, 2008 5:45 pm | |
| Rupiah Jatuh ke 10.749/US$
Senin, 27/10/2008/detik.com Jakarta - Rupiah semakin tak berdaya menahan pukulan kisruhnya pasar finansial global. Mata uang lokal ini makin mendekati level psikologis 11.000 per dolar AS.
Pada perdagangan valas pukul 17.00 WIB, Senin (27/10/2008) berdasarkan data CNBC, rupiah melemah hingga 744 poin ke posisi 10.749 per dolar AS.
Rupiah hari ini sempat melemah hingga ke 10.950 per dolar AS. Bahkan perdagangan valas di data treasury Bank NISP rupiah pada Senin pagi sempat tembus 11.000 per dolar AS.
Division Head Bank NISP, Suryanto Chang dalam perbincangannya dengan detikFinance, Senin (27/10/2008) mengatakan melemahnya rupiah karena dipicu terbatasnya suplai mata uang paman sam itu di pasar. Volume perdagangan di pasar valas hari ini lebih dari US$ 800 juta yang jauh di atas rata-rata normal US$ 400-500 juta.
Suryanto mengatakan, pembelian dolar AS yang tinggi ini tidak hanya dilakukan oleh investor asing, tapi juga pihak korporasi yang melakukan hedging untuk ekposure-nya atau atau untuk pembiayaan impor karena sudah menjelang akhir bulan.
"Kondisi pasar global dimana investor asing menarik portofolionya dari emerging market termasuk dari Indonesia. Ini yang membuat rupiah melemah karena pasar tidak bisa dilawan," ujarnya.
Sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu mengatakan pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi di Indonesia saja tapi juga di regional.
Secara fundamental, kata Anggito, Indonesia masih kuat pertumbuhan ekonomi yang bagus di atas 6 persen. Cadangan devisa masih cukup kuat, dan perbankan juga masih cukup sehat.
"Jadi secara fundamental tidak ada yang mesti dirisaukan, tidak ada perubahan apa-apa yang cukup signifikan," katanya di gedung DPR, Jakarta, Senin (27/10/2008).
Anggito mengatakan sentimen global ini tidak bisa diselesaikan secara individu per negara. Maka itu pada pertemuan ASEM dan Asian plus 3 pekan lalu yang merupakan pertemuan pertemuan regional maupun internasional membahas harus ada solusi global bukan regional.
"Maka fokus kita sekarang, pada solusi ASEAN plus 3 maupun G20 karena kita tidak bisa sendiri, semua negara mengalami koreksi nilai tukar mata uangnya menurun, nah sekarang, tetap kita lakukan reform saja, jadi untuk BI akan menjaga keseimbangan baru ini dan saya percaya pada teman-teman di BI," katanya.
Sementara Dirut BRI Sofyan Basir mengamini turunnya rupiah bukan karena masalah fundamental tapi karena kurang percayanya masyarakat Indonesia sendiri. "Sampai hari ini menurut saya itu terus terang saja, masyarakat ini mesti sama-sama dengan pemerintah untuk percaya kondisi kita ini jauh lebih baik, itu kan bukan masalah fundamental ekonomi kita, tapi kan karena itu karena kekurangpercayaan masyarakat kita sendiri," katanya.
"Kalau ini semua kita perbaiki cara pandangannya mudah-mudahan ini bisa membaik, karena semua anomali kejadiannya, kondisi-kondisi ini tidak sesuai teori," lanjutnya. (ir/ddn) | |
|