adm Admin
Jumlah posting : 54 Registration date : 07.01.09
| Subyek: Fakta: Israel Kriminal Perang! Fri Jan 09, 2009 11:16 am | |
| Fakta: Israel Kriminal Perang!Zulfirman, 09/01/2009 - 08:59 INILAH.COM, Gaza City – Berbagai lembaga independen internasional menemukan fakta pasukan Israel melakukan kejahatan kemanusiaan di Gaza. Kisah memilukan mengalir dari tanah Palestina. Israel nyata-nyata telah melanggar hukum internasional.
Malcolm Smart, Direktur Program Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, terperangah. Fakta yang dikumpulkan anggotanya di lapangan, sungguh menyesakkan dada. Perang telah melumpuhkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Sumber kami di Gaza melaporkan tentara Israel memasuki dan menguasai sejumlah rumah di Palestina. Mereka memaksa keluarga itu bertahan di lantai kamar, sementara mereka menggunakan rumah itu sebagai basis militer dan mendapat posisi menembak,” ujarnya.
Langkah pengecut tentara Israel, menurut Smart, jelas-jelas meningkatkan risiko bagi warga sipil Palestina. Pasukan Israel bahkan juga bisa disimpulkan telah menggunakan manusia sebagai tameng perang. Penggunaan manusia sebagai tameng bertentangan dengan Konvensi Jenewa.
Baik tentara Israel maupun mujahidin Hamad terus melanjutkan baku tembak di kawasan padat penduduk. Israel terus saja membombardir rumah penduduk dan bangunan lainnya. Alasan mereka, Hamas menggunakannya sebagai tameng saat melepaskan tembakan ke arah Israel. Padahal, pejuang Hamas biasanya mengosongkan area begitu mereka melepaskan serangan.
“Tentara Israel tahu persis militan Palestina biasanya meninggalkan area setelah menembak. Serangan mereka ke arah rumah-rumah itu lebih banyak menyasar warga sipil, bukan milisi bersenjata,” tutur Smart lagi.
Karena itu pula, dia menggarisbawahi pentingnya investigasi independen terhadap tuduhan-tuduhan tersebut. “Termasuk kemungkinan kriminal perang dari kedua kubu,” katanya.
Salah satu yang bisa membawa Israel terseret sebagai penjahat perang adalah serangan mereka ke sekolah PBB di Kamp Pengungsian Jabaliya. Israel sendiri menyebut pejuang Hamas bersembunyi di sekolah itu. Faktanya, sekolah itu hanya diisi warga sipil. Akibatnya, 40 warga Palestina yang tewas, kesemuanya sipil, termasuk anak-anak. “Kelihatan jelas ini serangan yang membabi buta,” simpul Amnesty International.
Dalam kaitan ini, Pemantau Hak Asasi Manusia (HRW) mendesak Dewan Keamanan PBB membentukan komisi investigasi terhadap dugaan kejahatan perang itu. “Harus ada investigasi independen yang serius terhadap hilangnya nyawa warga sipil dekat sekolah PBB itu. Hanya DK yang bisa melakukan penyelidikan itu dan menjelaskan apa yang terjadi,” tegas Joe Stork, Deputy Direktur HRW Timur Tengah.
HRW sendiri tak bisa melakukan riset independen yang penuh. Pasalnya, Israel selalu menutup akses masuk ke Gaza bagi media internasional dan pemantau hak asasi manusia sejak awal November. Tapi, menurut saksi mata dan Lembaga PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada 6 Januari itu, sedikitnya tiga tank Israel melepaskan granat ke sekolah Al-Fakhora.
Tentang pernyataan Israel bahwa ada mortir yang meluncur dari sekolah tersebut, dibantah keras saksi mata. Direktur Representatif UNRWA, Andrew Whitley, menyebutkan tak ada milisi Hamas yang menggunakan sekolah itu sebagai tamengnya. “Saya ulangi, tak ada mortir yang diluncurkan dari sekolah di kamp Jabaliya,” tegasnya.
Salah satu hukum perang adalah pihak-pihak yang terlibat pertempuran sebisa mungkin melakukan proteksi terhadap warga sipil. Serangan hanya dilakukan terhadap target militer. Adalah sebuah pelanggaran bila serangan dilakukan membabi buta, tanpa membedakan antara kombatan dan warga sipil.
Kejahatan kemanusiaan lain yang dilakukan Israel juga disodorkan Palang Merah Internasional (ICRC). Mereka menuduh Israel menunda-nunda akses ambulan ke daerah pertempuran untuk melaukan evakuasi.
“Ini mengejutkan. Militer Israel harusnya menyadari situasinya, tapi mereka malah tak membantu korban terluka. Tak satupun langkah yang mereka lakukan sehingga memungkinkan bagi kami atau Palang Merah Palestina menolong korban luka,” ujar Ketua ICRC untuk Israel dan teritorial Palestina, Pierre Wettach.
ICRC mengisahkan pengalaman memilukan mereka setelah dapat akses masuk ke sejumlah rumah di kawasan Zeitoun, Gaza, Rabu (7/1). Mereka menemukan empat anak kecil yang hanya bisa mendampingi ibu mereka yang sudah tewas di sebuah rumah.
“Mereka terlalu lemah bahkan untuk berdiri sendiri. Seorang laki-laki yang ditemukan masih hidup, juga sulit berdiri. Keseluruhan, sedikitnya ada 12 mayat yang bergelimpangan di lantai,” kata Wettach.
Di rumah lainnya, ICRC menemukan 15 warga yang selamat dari serangan Israel, termasuk beberapa yang terluka. Tiga mayat lagi ditemukan di rumah lain. ICRC juga mendapat kabar masih banyak korban luka yang tak bisa dapat bantuan di rumahrumah lain yang hancur di wilayah itu.
“ICRC yakin militer Israel tak memenuhi kewajiban sesuai hukum kemanusiaan internasional untuk merawat dan mengevakuasi korban luka. Tindakan mereka menunda-nunda memberikan akses penyelamatan tidak bisa diterima sama sekali,” katanya lagi. [I4]
| |
|