Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: RS Jadi Tempat Mengerikan Thu Jan 15, 2009 7:59 pm | |
| RS Jadi Tempat MengerikanSeorang bocah Palestina yang luka terkena serangan tentara Israel melihat keluar lewat jendela Rumah Sakit Kamal Edwan di Kota Beit Lahiya, utara Jalur Gaza, Rabu (14/1). 15/1/2009 [LONDON] Para dokter internasional menyerukan diakhirinya kekerasan di Gaza. Dalam sejumlah artikel yang dipublikasikan di jurnal medis, Lancet, Rabu (14/1), mereka mengatakan, sejumlah rumah sakit menjadi lokasi malapetaka yang mengerikan.
Lancet menyebutkan, Rumah Sakit (RS) Al Shifa di Gaza City meminta bantuan peralatan pendingin ekstra sebelum mayat para pasien yang dipenuhi luka parah mulai membusuk. RS terbesar di Gaza ini melaporkan, 585 ranjang yang tersedia telah terisi pasien dalam pekan pertama serangan militer Israel.
Dua dokter Norwegia, yakni Mads Gilbert dan Erik Fosse, yang bekerja di dalam RS Al Shifa, dalam laporan Lancet menyebutkan, situasi kesehatan di Gaza sebagai malapetaka yang mengerikan. Pasangan tersebut telah lebih dari dua dekade berpengalaman di Gaza dan wilayah-wilayah perang yang lain. Gilbert dan Fosse menuliskan, sejak tiba di Gaza pada 31 Desember 2008, mereka menyaksikan, luka-luka akibat perang yang paling mengerikan, yang pernah mereka saksikan tengah diderita oleh pria, wanita, dan anak-anak dari segala usia yang terlampau banyak jumlahnya untuk dapat ditangani.
Lancet mengutip Kementerian Kesehatan di Gaza, menyebutkan, hingga Senin (12/1), sebanyak 292 anak-anak dan 75 perempuan tewas. Sedangkan, 1.497 anak-anak dan 626 perempuan mengalami luka-luka.
Menyikapi hal ini, Menteri Kabinet Israel Isaac Herzog mengatakan, negaranya berupaya keras untuk memberikan peluang bagi penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza sepanjang berlangsungnya pertempuran.
Kerugian
Sampai saat ini, taksiran kerugian di Gaza mencapai US$ 1,4 miliar, akibat kerusakan bangunan, jalan, saluran pipa, jaringan listrik, dan infrastruktur lainnya. Sejumlah pejabat Bank Dunia mengatakan peperangan masih berkobar, jadi terlampau dini untuk menaksir nilai kerusakan. Tetapi, pakar ekonomi Mohammad Shtayyeh, yang memimpin dewan pembangunan ekonomi Palestina dan Biro Pusat Statistik Palestina, sudah mulai melakukan perhitungan besarnya kerusakan.
Mengacu laporan dari 56 insinyur, dewan pembangunan mengatakan, kerugian mencapai US$ 1,7 miliar.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar sidang darurat khusus, Kamis (15/1), untuk mendesakkan gencatan senjata di Jalur Gaza. "Pertemuan digelar untuk menyampaikan pesan kuat bahwa komunitas internasional menyokong sepenuhnya gencatan senjata segera," ungkap Enrique Yeves, Juru Bicara untuk Miguel d'Escoto Brockmann dari Nikaragua, yang kini menjadi presiden majelis yang beranggotakan 192 negara. [AFP/AP/E-9/B-14] suarapembaruan | |
|