Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Holocaust, Bumerang Bangsa Yahudi? Fri Feb 27, 2009 9:07 pm | |
| Holocaust, Bumerang Bangsa Yahudi? 27/02/2009 - 20:47 INILAH.COM, Tel Aviv - Bagi Yahudi, peristiwa holocaust merupakan identitas bangsa mereka. Puluhan tahun cerita itu terus mereka pertahankan. Seolah tanpa holocaust, Yahudi bukanlah sebuah bangsa. Mengapa mereka begitu mementingkan peristiwa itu?
Begitu melekatnya identitas ini, sehingga orang melupakan fakta sejarah yang berada di baliknya. Dunia mengenal korban pembantaian oleh Nazi pada Perang Dunia II itu hanya bangsa Yahudi. Padahal, beberapa saksi menuturkan korban tak hanya Yahudi. Juga sejumlah penduduk Eropa lainnya ketika itu.
Seperti Terese Pencak Schwartz, seorang perempuan keturunan Polandia yang kedua orangtuanya korban holocaust non-Yahudi. Frank dan Ewa Pencak, orangtua Terese, sering menceritakan peristiwa itu kepadanya. Sebagai pendidik, ia pun merasa perlu mengetahuinya.
Terese menyayangkan fakta bahwa orang selalu mengaitkan peristiwa itu dengan Yahudi. Ketika pindah ke Los Angeles beberapa tahun lalu, ia terkejut ketika banyak yang tak menyadarinya. “Ketika saya berkisah bahwa orang tua saya korban holocaust, orang selalu mengatakan maaf, saya tak sadar Anda Yahudi,” kisahnya.
Terese memang tadinya bukan penganut agama Yahudi, hingga ia mempelajarinya di bangku kuliah dan menikahi pria Yahudi. Apa yang dialami Terese banyak terjadi di belahan bumi lain. Holocaust seolah menjadi alasan bangsa Yahudi untuk masuk ke manapun. Sedikit ada yang mengutik faktanya, mereka tersinggung luar biasa.
Uskup Katolik Richard Williamson menjadi salah satu saksi tersinggungnya kaum Yahudi. Akhir Januari lalu ia mengungkapkan penyangkalannya terhadap peristiwa itu. Menurutnya, jumlah Yahudi yang terbunuh hanya 300 ribu dan bukan seperti diklaim bangsa itu yakni hampir 6 juta Yahudi Eropa. Juga tak ada kamar gas yang digunakan oleh Nazi, seperti yang selama ini dikisahkan.
Sang uskup yang memimpin Seminari La Reja di Argentina sejak 2002 itu terpaksa mundur dari jabatannya. Pemerintah Argentina mengeluarkannya dari negara mereka dan Gereja Katolik di Vatikan menolak menerima pandangannya. Kendati meminta maaf, kecaman sudah terlanjur mengalir ke Paus Benediktus XVI.
Apa yang sebenarnya dikhawatirkan bangsa Yahudi, mengapa mereka begitu sensitif dengan sejarah holocaust? Ternyata, hal ini ada kaitannya dengan sikap anti-Yahudi, anti-Israel, dan anti-Semit yang akhir-akhir ini menjamur. Terutama sejak agresi 23 hari Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan hampir 1.300 rakyat Palestina.
Sikap tersebut sebenarnya sudah ada di seluruh dunia sejak pendirian negara Israel pada 1948, perang 1967, dan intifada. Namun, Israel yang mayoritas Yahudi menggunakan peristiwa itu untuk pembenaran sikap mereka. Seluruh dunia seolah memaklumi sikap ‘melunjak’ atas nama genosida yang pernah mereka alami.
“Bukan pemrotes dan uskup penyangkal yang mereka khawatirkan, melainkan mereka yang berusaha memberikan pengertian lain terhadap kisah yang selama ini mereka percaya,” kata pengamat politik Haaretz, Anshel Pfeffer yang dilansir Jumat (27/2).
Kegerahan dunia terhadap penjajahan Israel di Gaza membuat kaum Yahudi menjadi sorotan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan mereka pun mulai diutik. Padahal Yahudi merasa tragedi itu hanya milik mereka, secara eksklusif.
“Sehingga non-Yahudi manapun yang membajak ide itu, terutama untuk tujuan politik, sama saja melakukan tindakan kriminal terhadap seluruh bangsa mereka,” lanjut Pfeffer. Bahkan di Jerman, penyangkalan holocaust termasuk tindakan kriminal.
Holocaust, hingga kini masih saja menjadi senjata ampuh Yahudi dan pembenaran atas sikap mereka. Tanpa peristiwa itu, mereka juga tak bakalan mendapatkan tempat di Timur Tengah dan berdiri sebagai suatu negara. Tapi, lama kelamaan, alasan itu akan menjadi pedang bermata dua. Yakni, diragukan kebenarannya dan benar-benar dianggap sebagai senjata mumpuni untuk pembenaran. | |
|