Iran Akan Musnahkan Israel Jika Cari Gara-gara

Presiden Republik Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, formasi politik musuh dan sistem imperialis telah runtuh. Ditambahkannya, kemenangan menanti muqawama, sementara kekalahan menanti musuh.

Ahmadinejad dalam pertemuannya dengan Khaled Mesy’al, Ketua Biro Politik Hamas dan para pejuang Palestina lainnya di Damaskus, Suriah, menegaskan, kini mesin tempur Zionis Israel dan sistem imperialis telah usang. Ditandaskannya, sistem tersebut tengah hancur dan di ambang keruntuhan.

Seraya menyinggung kemungkinan Israel mencari gara-gara demi menyelamatkan dirinya, Ahmadinejad menegaskan pentingnya menjaga kesiapan.

Ditambahkannya, bangsa Iran selalu ada di samping muqawama bangsa-bangsa di kawasan. Ahmadinejad menegaskan, jika Israel nekad mengulangi kesalahaannya, maka harus dimusnahkan.

Sebagaimana diketahui, Iran adalah Negara yang memiliki pengaruh sangat kuat di Timteng. Di bawah kepemimpinan Presiden Obama, AS sangat berhati-hati dan lebih memilih opsi mengulurkan tangan terhadap Iran guna membangun rasa saling pengertian dengan cara saling memberi konsesi atau kompromi melalui pembagian peran di sejumlah negara di kawasan itu.

Sikap ini sempat menghawatirkan Israel, sebagaimana kehawatiran Harian terkemuka Israel, Haaretz, yang pernah menurunkan editorial dengan judul ”Bersama Obama Menuju Iran”.

Haaretz memandang Iran sebagai kekuatan yang berani menghadang geliat hegemoni AS dan Israel di kawasan Timteng.

Persoalan paling pelik bagi AS dan Iran adalah bila menyentuh isu program nuklir Iran yang hingga saat ini sulit digambarkan jalan komprominya.

Isu nuklir Iran kini menjadi sumber kecemasan bagi sekutu terdekat AS di Timteng, yaitu Israel dan negara-negara Arab kaya minyak di Teluk.

Perdana Menteri baru Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidato di depan Knesset, pernah menyebut Iran sebagai ancaman utama terhadap eksistensi Israel karena terus berusaha mempersenjatai diri dengan senjata nuklir.

Bukan hal sulita jika seandainya Iran yang dikenal dengan senjata nuklir dan selalu memproduksi senjata-senjata perang menyerang Israel.

Sementara itu, Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyya, hari Selasa menyerukan gerakan Intifada di Tepi Barat dan Al Quds (Yerusalem) yang dijajah, menanggapi keputusan Israel untuk mencaplok Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal karena Israel mengkleim kedua masjid itu sebagai situs-situs bersejarah warisan Yahudi.

Seruan Haniyya ini disampaikannya pada unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Dewan Legislatif Palestina (PLC) di Gaza City yang dihadiri oleh para perwakilan faksi-faksi, anggota parlemen dan para tokoh di Gaza.

Haniyya juga mengecam Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas, yang menyatakan niatnya untuk kembali ke meja perundingan dengan Israel, sementara di lapangan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap situs-situs suci umat Islam di Al Quds khususnya, dan Tepi Barat pada umumnya, semakin meningkat.