Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Penunggu "Bola Muntah" Bakal Tersingkir Thu Sep 25, 2008 4:44 pm | |
| Penunggu "Bola Muntah" Bakal Tersingkir [JAKARTA] Realitas politik yang berkembang belakangan ini tampaknya mempersempit peluang bagi tokoh-tokoh yang tidak berbasis partai politik (parpol) untuk tampil sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2009. Tokoh-tokoh yang tidak berjuang keras membuka akses ke parpol dan hanya berharap "bola muntah" agar bisa dicalonkan dalam pertarungan pilpres 2009, tampaknya bakal tersingkir.
"Karena itu menurut hemat saya, tokoh-tokoh penunggu 'bola muntah' seperti Sutiyoso, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Rizal Ramli, akan sulit untuk bisa maju sebagai capres ataupun cawapres pada 2009," tegas Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari di Jakarta, Rabu (24/9).
Apalagi, lanjut Qodari, sampai hari ini tokoh-tokoh tersebut belum jelas akan didukung oleh parpol mana. Padahal UUD 1945 sudah secara tegas menyebutkan bahwa pasangan capres/cawapres harus diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu.
Kendati tipis, kata Qodari, calon-calon non partai tetap berpeluang menjadi capres ataupun cawapres asalkan mampu membuat gerakan yang bisa mendongkrak namanya secara luar biasa, sehingga parpol-parpol tertarik dan tergerak mencalonkan mereka pada Pilpres 2009. Namun sekali lagi, walaupun seorang figur memiliki popularitas tapi kalau hanya bersifat menunggu bola, maka sulit baginya untuk bisa bertarung sebagai capres atau cawapres," tegasnya.
Sri Sultan, menurut Qodari, sejauh ini tak juga memberi jawaban tegas atas keinginan beberapa parpol melamarnya menjadi capres ataupun cawapres.
Sikap mengambang ini merupakan bentuk perilaku yang cenderung menunggu "bola muntah", yang tak mau membuat gerakan-gerakan politik aktif yang mutlak dilakukan seseorang yang ingin menang dalam Pilpres 2009.
Begitu juga dengan Sutiyoso yang sudah menyatakan siap menjadi capres, tapi justru kurang terlihat gerakan-gerakannya yang bisa mendongkrak namanya sebagai kandidat capres potensial. "Memang tidak mudah bagi orang non parpol untuk bisa dicalonkan oleh parpol. Syaratnya sangat banyak, termasuk yang menyangkut kekuatan finansial," paparnya.
Qadari menambahkan, Indonesia sampai saat ini masih dalam masa transisi reformasi, sehingga belum banyak alternatif pilihan yang bisa diunggulkan jadi pemimpin nasional.
Karena itu, wajah-wajah baru yang muncul sebagai calon-calon pemimpin muda, pemimpin bangsa ke depan, baru akan kita lihat pada Pilpres 2014.
Mengenai koalisi parpol menghadapi Pilpres 2009, Qodari menyatakan bahwa koalisi baru bisa efektif setelah pemilu legislatif April 2009. "Sebab hasil pemilu legislatif akan menjadi alat tawar menawar dalam mencalonkan presiden dan wakil presiden," katanya. [128] | |
|