Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Menkeu ingatkan dunia usaha segera ambil langkah pengamanan Fri Oct 24, 2008 8:08 am | |
| Menkeu ingatkan dunia usaha segera ambil langkah pengamanan Kamis, 23 Oktober 08 Jakarta, Koran Internet: Menko Perekonomian/Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan agar dunia usaha segera mengambil langkah-langkah pengamanan untuk mengantisipasi dampak krisis global yang terus memberikan dampak ke berbagai kawasan termasuk Indonesia.
"Makanya dunia usaha harus sudah melihat ke neracanya untuk mencari langkah-langkah untuk mengamankan, sama seperti pemerintah, dan kita terus berkomunikasi," kata Sri Mulyani ditemui di Gedung DPR Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan hal itu menanggapi makin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bahkan mencapai Rp10.000 karena kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global.
"Dunia usaha, sektor riil, dan pemerintah sedang memanage supaya guncangan ini tidak terlalu mengganggu, adjusment harus kita lakukan hati-hati dan waspada terhadap seluruh kemungkinan dampaknya," katanya.
Menurut dia, semua negara terkena dampak pengaruh kondisi ekonomi global yang memburuk saat ini sehingga perlu ditingkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasinya.
"Setiap lini dalam pemerintah juga akan melihat mana-mana yang harus kita jaga, mana yang paling vulnerable (rapuh) sehingga perlu ada perlakuan khusus," katanya.
Khusus pergerakan kurs rupiah, kata Sri Mulyani, pemerintah dan BI akan melihat komparasinya dengan regional dan negara-negara lain. Kemudian juga dibandingkan dengan fundamental atau faktor-faktor yang menopangnya.
"Tujuan policy kita tidak ke situ (untuk meredam gejolak nilai tukar rupiah), tetapi policy kami untuk stabilisasi secara umum," katanya.
Rupiah tidak akan capai Rp15.000 per dolar
Pergerakan rupiah yang saat ini terpuruk hingga mendekati Rp10.000 per dolar AS diperkirakan tidak akan mencapai Rp15.000 per dolar AS sebagaimana terjadi pada krisis tahun 1998.
Pengamat pasar uang, Farial Anwar di Jakarta, Kamis, mengatakan, “Krisis keuangan yang terjadi saat ini, apalagi sejumlah bank sentral di Amerika Serikat, Inggris dan Eropa telah menyuntik dana segar untuk melikuiditas dolar AS di pasar global."
Rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore merosot tajam 80 poin menjadi Rp9.960/9.970 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.880/9.965.
Farial mengatakan, terpuruknya rupiah karena banyak investor asing yang semula menempatkan dananya di pasar domestik dialihkan ke pasar untuk menjaga dana yang dimiliki tetap aman seperti di Taiwan, China, dan Singapura.
Kondisi ini mengakibatkan rupiah merosot karena "capital flight" terus terjadi sampai saat ini, meski Bank Indonesia telah mengeluarkan cadangan dolarnya yang dilepas di pasar, katanya.
Faktor lain yang juga menekan rupiah, menurut dia, pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang makin melambat akibat ketatnya likuiditas dan tingginya suku bunga.
Pasar makin menekan pertumbuhan ekonomi, akibat ketatnya likuiditas dan makin berkurangnya investasi asing di dalam negeri, ucapnya.
Menurut Farial, kondisi seperti ini terjadi karena Indonesia menganut sistem devisa bebas. Jadi siapa saja bisa keluar masuk tanpa adanya regulasi yang mengatur yang membuat investor tidak semaunya menarik dan menginvestasikan dananya.
"Capital flight" inilah yang membuat pemerintah kesulitan untuk mengatasi meski sejumlah analis meminta pemerintah untuk bisa mengatasi dana asing yang masuk dari jangka pendek ke jangka panjang dengan membuat regulasi baru, ucapnya.
Meski rupiah, lanjut dia, diperkirakan tidak akan mencapai level Rp15.000 per dolar AS, karena suntikan dana dari bank sentral kemungkinan akan dapat memberikan longgarnya likuditas yang ketat.
"Kami berharap likuiditas akan berkurang, karena pasokan dolar AS dari sejumlah bank sentral itu akan memberikan kegiatan perdagangan di luar negeri akan semakin membaik," katanya.
Untuk sementara ini, menurut dia, memang belum berpengaruh, karena masih kuatnya tekanan dari krisis keuangan itu, namun pada waktunya nanti akan dapat dirasakan manfaatnya.
"Kami optimis krisis keuangan global akan dapat diredam apabila semua bank sentral bersatu mengatasi gejolak krisis keuangan yang masih terjadi," ujarnya. (Mnr/Ant) | |
|