Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Sultan Tetap di Golkar Sat Nov 15, 2008 3:59 pm | |
| Sultan Tetap di Golkar Didit Majalolo Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri), dan pengusaha nasional, Mochtar Riady, hadir sebagai pembicara pada seminar dan dialog nasional tentang ekonomi di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Sabtu (15/11). Pada kesempatan itu Sultan menyatakan tetap bertahan di Partai Golkar.
[JAKARTA] Sri Sultan Hamengku Buwono X memutuskan untuk tetap bertahan di Partai Golkar, meski sejumlah kalangan mendorongnya keluar dan menghimpun kekuatan di luar partai tersebut. Sultan optimistis peluangnya menjadi calon presiden (capres) dari Partai Golkar masih terbuka lebar.
"Saat ini belum ada kepentingan mendesak untuk meninggalkan Golkar. Kalau anggapannya peluang saya kecil dengan mencalonkan diri dari Golkar, saya rasa belum tentu. Wong, Golkar belum menentukan secara resmi siapa calon yang diusungnya," ujar Sri Sultan menjawab SP di Jakarta, Sabtu (15/11).
Lagi pula, sambung Sultan, ada kemungkinan terjadi kristalisasi dalam proses pengajuan capres. Apalagi, UU Pilpres menyebutkan jumlah suara yang harus dipenuhi capres berkisar 20-25 persen. "Artinya, kemungkinan koalisi semakin besar. Semua butuh koalisi. Tetapi, ini semua pun masih memerlukan proses," katanya singkat.
Dukungan Menguat
Sementara itu, dukungan kalangan internal Partai Golkar terhadap Sri Sultan maju sebagai capres pada Pilpres 2009 menguat. Dukungan itu muncul karena Sultan dianggap sebagai tokoh yang mampu mendulang suara pemilih (vote getter) bagi Partai Golkar.
Pernyataan tersebut dikemukakan fungsionaris Partai Golkar, Anton Lesiangi, Sabtu (15/11), terkait wacana yang mendorong Sultan keluar dari Partai Golkar dan membangun kekuatan di luar partai tersebut.
"Ini merupakan realitas politik, karena untuk mencapai meraih suara sebanyak mungkin dalam pemilu, Golkar harus memiliki 'barang yang bisa dijual'. Sekarang apa yang bisa dijual Golkar untuk mencapai target kalau bukan mengusung figur Sultan?" tanyanya.
Menurutnya, fenomena mengusung figur tertentu untuk memperoleh suara dalam pemilu telah dilakukan parpol lain. Partai Demokrat "men- jual" figur Susilo Bambang Yudhoyono, begitu juga dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengusung Megawati Soekarnoputri. "Saya yakin, partai mana pun yang mengusung Sultan sebagai capres, bakal mendapat suara signifikan. Saat ini di Golkar sudah mulai mengerucut dukungan terhadap Sultan. Kalau memang Golkar mau menang pemilu, haruslah mendukung Sultan," tegasnya.
Tentang wacana yang mendorong Sultan keluar dari Golkar, menurut Anton, hal itu tak perlu dilakukan. Sultan juga tidak perlu mengemis ke Partai Golkar atau parpol lainnya untuk menjadi capres. Alasannya, keinginan menjadi presiden bukan karena mengejar kekuasaan, melainkan memenuhi panggilan rakyat yang saat ini kondisinya semakin sulit dan terpuruk. "Jadi, jika ada pandangan Sultan harus keluar dari Golkar dan mengemis ke partai-partai lain, itu tidak benar," ujarnya.
Popularitas Meningkat
Secara terpisah, Sekjen Dewan Presidium Nasional (DPN) Partai RepublikaN, Yus Sudarso mengimbau Partai Golkar membuka diri bagi Sri Sultan untuk menjadi capres pada Pilpres 2009. Apalagi, hingga saat ini Sultan masih tercatat sebagai kader dan menempati posisi anggota Dewan Penasihat Partai Golkar.
"Akan sangat bijak jika Partai Golkar membuka diri terhadap pencalonan Sultan," katanya.
Dia mengungkapkan, popularitas Sultan semakin meningkat dan hal itu menunjukkan dukungan yang cukup signifikan terhadapnya untuk bersaing dengan capres lain. "Sebaiknya Golkar juga turut mendukung pencalonan Sultan, mengingat dukungan masyarakat saat ini cukup signifikan," katanya. [CNV/M-16]
SPD | |
|