Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Ekonomi Dunia Memburuk Thu Nov 20, 2008 4:57 pm | |
| Ekonomi Dunia Memburuk [WASHINGTON] Kondisi ekonomi dunia semakin buruk. Tanda-tanda resesi yang lebih luas sudah di depan mata. Tampaknya, usaha untuk menyelamatkan ekonomi dunia, baik secara bersama-sama maupun sendiri, menemui banyak kendala.
Uni Eropa, setelah menyatakan diri masuk ke dalam resesi, Rabu (19/11) meluncurkan stimulus ekonomi senilai US$ 163 miliar. Di belahan dunia lainnya, AS masih disibukkan dengan perdebatan menyangkut penyelamatan ekonomi domestik. Hal yang sama terjadi di Jepang.
Di tengah situasi tersebut, indikator perekonomian, yakni indeks harga saham pada Rabu dan Kamis (20/11) kembali anjlok. Hal ini menambah kekhawatiran investor bahwa ekonomi global memburuk.
Di Bursa Wall Street, New York, Indeks Dow Jones pada perdagangan Rabu terpuruk ke posisi terendah dalam lima setengah tahun terakhir. Menyusul dikeluarkannya data yang mengungkapkan bahwa ekonomi AS merosot tajam dan Bank Sentral AS mengaku adanya risiko dari sebuah resesi panjang, Dow Jones jatuh 427,47 poin (5,07 persen) ke posisi 7.997,28, terendah sejak 31 Maret 2003.
Laporan suram pemerintah memperlihatkan rekor penurunan dalam harga konsumen, dan rekor terendah dalam pembangunan perumahan. Di sisi lain, produsen otomotif di AS, dalam dua hari terakhir kesulitan meminta persetujuan Kongres mengenai pinjaman darurat.
Seiring dengan itu, harga komoditas di pasar dunia semakin tertekan. Harga minyak mentah, misalnya, untuk kontrak pengiriman Desember turun US$ 0,77 ke posisi US$ 53,62 per barel, terendah sejak Januari 2007. Harga minyak mentah telah turun hampir dua pertiga sejak mencapai rekor harga tertinggi di atas US$ 147 per barel pada 11 Juli 2008. Penurunan itu dipicu perlambatan ekonomi global, yang menekan daya beli masyarakat.
Di Jepang, kinerja ekspor negara itu anjlok dalam tujuh tahun terakhir, sehingga mengakibatkan terjadi dua kali defisit neraca perdagangan dalam kurun tiga bulan terakhir. Hal itu memicu anjloknya Indeks Nikkei 225 pada perdagangan Kamis, sebesar 357,59 poin ke posisi 7.915,63 di akhir perdagangan sesi pagi.
Berimbas ke Indonesia
Sentimen negatif dari kondisi global tersebut, juga menyeret indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada sesi pagi, berkutat di teritori negatif. Hingga pukul 11.00 WIB, indeks untuk sementara melemah 43,389 poin ke posisi 1.136,968.
"Pukulan dari AS masih akan ada karena krisis yang terjadi sudah seperti virus yang menyebar ke berbagai sektor dan tinggal menunggu waktu siapa yang akan terinfeksi," kata analis pasar modal dari PT Rifan Financindo, Haryajid Ramelan Haryajid, Kamis pagi.
Sementara itu, rupiah tetap bertahan di level Rp 12.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi rupiah semakin tertekan, akibat pelaku pasar lebih memilih menyimpan dolar. Kamis pagi, dolar diperdagangkan di kisaran Rp 12.200 hingga Rp 12.300. Menurut Head Of Treasury Division Bank NISP, Suriyanto Chang, pelemahan rupiah tidak terhindarkan karena kebutuhan dolar secara global maupun domestik sangat tinggi, sementara pasokan minim.
"Sedangkan, pelaku pasar di dalam negeri, terus mengoleksi dolar AS untuk mengantisipasi kebutuhan pembayaran ekspor-impor menjelang akhir tahun, sekaligus spekulasi memperoleh gain (ke- untungan)," ujarnya. [CNBC.com/AFP/Ant/CNN.com/Rtr/E-4/J-9] SPD | |
|