Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Orang Muda Hanya Pilih Capres Bermutu Sat Nov 22, 2008 4:09 pm | |
| Orang Muda Hanya Pilih Capres Bermutu [YOGYAKARTA] Gairah menggunakan hak pilih di kalangan generasi muda saat ini cenderung menurun. Penyebabnya, partai politik (parpol) tidak mempedulikan urusan fundamental yang diharapkan anak muda, misalnya soal pendidikan murah atau jaminan memperoleh pekerjaan.
Sikap apatis dari pemilih muda hanya bisa "dilawan" parpol dengan mengusung calon presiden (capres) yang bermutu dan progresif. Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun SP dari pengamat politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ichlasul Amal dan Arie Sudjito, Jumat (21/11).
Menurut Ichlasul, bertambahnya pemilih muda membuat parpol harus memperhatikan aspirasi mereka, termasuk para capres yang sudah mendeklarasikan diri. Selama ini para pemilih muda yang baru lulus SMA atau mahasiswa baru tidak pernah dijangkau parpol. "Sekarang tinggal capresnya. Bisa enggak seperti Barack Obama yang didukung orang muda Amerika itu," paparnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pemilih pada Pemilu 2004 yang masuk dalam kelompok umur 17-19 tahun mencapai 5 persen dan usia 20-29 tahun sebanyak 25 persen. Dengan asumsi kedua kelompok umur itu adalah pemilih muda dan jumlah pemilih pada Pemilu 2009 sekitar 170 juta, maka pemilih muda mencapai 51 juta orang.
Anak Muda Progresif
Terkait hal itu, Arie Sudjito mengatakan pemilih pemula dan pemilih mengambang pada umumnya adalah anak muda yang progresif, sehingga membutuhkan calon pemimpin yang progresif pula. Menurutnya, pemilih muda dan pemilih mengambang menjadi faktor penting bagi parpol dalam upaya meraih suara terbanyak dalam pemilu mendatang.
Pada sisi lain, menurutnya, partai politik seharusnya mau masuk ke lini-lini anak muda untuk langsung memberikan pendidikan politik yang dilakukan dengan cara-cara cerdas. Alasannya, rata-rata anak muda pun sudah mempunyai orientasi politik.
"Anak muda yang progresif sudah membuat neraca-neraca politik sendiri, termasuk sudah menimbang bakal capres yang dipilih. Yang menjadi pertimbangan para pemilih muda saat ini bukan sekadar nama yang populer, tetapi lebih pada apa yang mereka tawarkan," ucapnya.
Sedangkan, pengamat politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Bima Arya, mengakui fenomena pemilih mengambang, termasuk pemilih muda, berpotensi mendongkrak suara parpol yang mengusung capres-cawapres dengan konsep perubahan. Pemilih mengambang, pada umumnya berasal dari kelompok nasionalis. Mereka juga tak tertarik dengan partai-partai aliran.
Bima mengingatkan, parpol atau capres-capwares yang hanya menggantungkan perolehan suara kepada pemilih mengambang sulit bertahan lama. Pemilih mengambang sangat rentan memberikan suara ke parpol lain.
"Berbeda dengan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, suara pemilih pengambang sudah mapan karena mereka memberikan suara bukan berdasarkan tokoh/figur," katanya. [152/J-11]
SPD | |
|