Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Golkar Pertahankan SBY-JK Fri Sep 12, 2008 7:16 pm | |
| Pilpres 2009 Golkar Pertahankan SBY-JK Susilo Bambang Yudhoyono & Yusuf Kalla [JAKARTA] Partai Golkar kemungkinan besar tetap akan mengajukan Jusuf Kalla untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono, dalam pilpres mendatang. Hal itu didasarkan survei di internal partai, yang hasilnya menunjukkan jauh lebih baik untuk "menjual" duet SBY-JK, daripada jika Kalla dipasangkan dengan kandidat lain.
Demikian diungkapkan beberapa pengurus teras DPP Partai Golkar, serta pengamat politik, secara terpisah, di Jakarta, Kamis (11/9) dan Jumat (12/9). Ketua DPP PG, Bambang Soesatyo menegaskan, partainya sangat realistis dan tidak memaksakan kehendak mengusung Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla, untuk maju menjadi capres pada Pilpres 2009.
"Karena itu, kemungkinan besar Golkar akan tetap memasangkan Pak Kalla dengan Pak Yudhoyono," ujar Koordinator Wilayah PG untuk Jawa Tengah itu.
Langkah itu, dia mengakui, didasarkan hasil survei internal yang menunjukkan menguatnya dukungan untuk memajukan duet SBY-JK. "Kalau dipasangkan dengan Megawati atau Sri Sultan, hasilnya tidak signifikan. Karena itu, walaupun nanti Golkar menjadi pemenang pemilu legislatif, Pak Kalla akan tetap menjadi wakilnya Pak Yudhoyono," ujar dia.
Namun demikian, kemenangan Golkar itu harus dikompensasi dengan meminta jatah lebih banyak kursi di kabinet mendatang.
Senada dengan itu, Ketua Pelaksana Harian Badan Pengendalian dan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Firman Soebagyo pun meyakini, berdasarkan fakta, duet SBY-JK sangat strategis dan menjadi kombinasi yang mampu menciptakan stabilitas di negara ini ke depan.
Dia juga menegaskan, kalaupun Golkar menang dalam pemilu legislatif, partainya harus berpikir rasional dan realistis. Menurutnya berkaca dari pengalaman pemilu 2004, hasil pemilu legislatif tidak sama dengan pilpres.
"Pilpres itu lebih dominan mempertimbangkan figur. Ketika Golkar memunculkan figur yang berdasarkan hasil survei tidak terbilang kuat, ya lebih baik berkoalisi. Jika kekuatan JK hanya sebagai calon wakil presiden, kita tidak bisa memaksakan lebih dari itu, harus berkoalisi," paparnya.
Dia menegaskan, Golkar tak akan menggelar konvensi untuk menjaring capres dan cawapres. "Golkar punya mekanisme penjaringan tokoh-tokoh nasional yang dikaji lewat survei serta kajian strategis lainnya. Hasilnya akan dibawa ke rapat pimpinan nasional khusus yang nantinya menentukan siapa capres dan cawapres yang akan maju," ujarnya.
Secara terpisah, salah satu pengurus DPP Partai Golkar, Idrus Marham memastikan, majunya duet SBY-JK pada pilpres mendatang menguat. Itu sebabnya dalam dua tahun terakhir banyak skenario yang mengadu domba keduanya agar berpisah. "Cara itu dilakukan untuk mengalahkan mereka (SBY-JK). Makanya ada banyak elit yang berusaha memisahkan keduanya. Sekarang ini banyak skenario politik dari kelompok tertentu," katanya.
Idrus juga mengungkapkan bahwa Kalla sangat realistis menyikapi hasil pemilu legislatif, untuk menentukan sikap dalam pilpres mendatang. "Hasil pemilu legislatif tidak serta merta sejalan dengan pemilu presiden. Bisa saja memilih Golkar saat pemilu legislatif, namun tidak memilih calon Golkar saat pilpres," ujarnya.
Menanggapi menguatnya wacana di Golkar untuk menduetkan kembali SBY-JK, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengatakan, partainya baru akan menetapkan pasangan capres dan cawapres setelah pemilu legislatif, April 2009. "Konsentrasi kami menyiapkan diri menghadapi pemilu legislatif," ujarnya.
Berpeluang Besar
Ihwal menguatnya wacana menduetkan kembali SBY dan JK untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan, juga dinyatakan pengamat politik Tommy Legowo. Menurutnya, Kalla memiliki kalkulasi politik yang pragmatis. Apabila melihat berduet dengan SBY lebih menguntungkan, pasti akan dipertahankan.
"Duet SBY-JK masih berpeluang besar. Keharmonisan dan potensi awetnya kepemimpinan mereka seusai Pemilu 2004 lebih mendominasi, kecuali ada perubahan konstelasi politik yang luar biasa seusai pemilu legislatif 2009," ujar Tommy, yang juga Koordinator Penelitian dan Advokasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi). [M-16/ASR/A-21] | |
|